8/24/2016

Ku Rindu Dokter Gigi

Posted By: Unknown - 8/24/2016

Sudah tiga hari ini gigi terasa cenat-cenut, cukup mengganggu aktifitas. Apalagi menjelang tidur, bisa-bisa subuh mata saya baru bisa terpejam. Entah apa yang salah dengan gigi saya padahal setidaknya dalam sehari saya rutin menggosok gigi dua kali sehari (walau kadang-kadang hehehe). 
Meskipun saya pernah merasa sakit gigi tapi sakit yang kali ini terasa beda dan cukup mengganggu, Meskipun begitu saya memang tipe orang yang enggan pergi ke dokter. Bukan karena takut akan jarum suntik atau lainya, tapi lebih pada rasa malas beranjak ke tempat yang disebut Rumah Sakit, Puskesmas, Klinik dan sebagainya. Selain itu, prilaku kebiasaan membiarkan rasa sakit selama ini sering saya lakukan. Saya selalu berfikir penyakit nantinya bakal sembuh sendiri.

Tapi kali ini berbeda, rasa sakit ini sangat mengganggu, dan saya takutkan akan bertahan lama. Padahal minggu ini saya diharuskan melakukan pekerjaan dinas keluar kota yang sangat membutuhkan kosentrasi. Akhirnya setelah berkali-kali istri menasehati dan membujuk untuk ke dokter saya pun luluh juga. Okelah kali ini saya pergi ke dokter, untuk sekedar memeriksakan gigi saya. 

Seperti biasa sebelum melakukan aktifitas yang menurut saya menarik, saya selalu berselancar dahulu di dunia maya. Kenapa saya sebut menarik? Karena saya hampir lupa kapan terakhir kali ke dokter gigi. Hm... mungkin ketika saya masih di sekolah dasar (SD). Kali ini topik yang saya cari di Mbah Google seputar tempat pemeriksaan gigi yang recommended di seputaran Jakarta Barat. Nah, hasil yang keluar dari pencarian saya yang teratas adalah Puskesmas. What? Kok bisa Puskesmas, ternyata banyak blogger yang menulis tentang cerita mereka seputar dokter gigi, problem gigi dan sebagainya, dan yang paling utama soal biaya berobat di Puskesmas lebih ringan dibandingkan tempat lainya. Maklumlah karena Puskesmas merupakan pelayanan kesehatan masyarakat yang disubsidi pemerintah.

Singkatnya, saya memutuskan untuk pergi ke Puskesmas. Kebetulan daerah saya dekat dengan salah satu Puskesmas yang banyak direkomendasikan teman-teman blogger. Sesampainya disana ternyata antriannya begitu penuh. Hampir mirip pasar, tapi dengan suasana bersih dan kelihatanya cukup nyaman walau sedikit terasa panas. Untuk melakukan proses regestrasi atau pendaftaran saya membutuhkan waktu sekitar 30 menit menunggu antrian, cukup lumayan juga untuk aktifitas yang dinamakan menunggu hehehe.

Selesai pendaftaran saya segera menuju Poli Gigi, disini kembali harus antri, mungkin waktu saya ngantri di bagian ini juga hampir sama sekitar 30 menitan, dan akhirnya saya di panggil untuk melakukan proses pemeriksaan. Ternyata saya ditangani oleh Ibu Dokter, eh mungkin blum pantas disebut Ibu, pantasnya disebut Mba Dokter. Usianya mungkin sekitar 26-27 tahun dengan perawakan Chinese dan kulit putih. 

Dengan sopan Mba Dokter menanyakan keluhan sakit yang saya rasakan dan meminta saya duduk di kursi yang di desain khusus untuk pasien. “Wah, mas ini si bengkak,” ujar sang dokter. “Tapi bengkaknya dibawah gigi yang banyak karangnya, bisa jadi bengkak ini akibat karang yang sudah menumpuk, saya bersihkan karangnya ya” ucap lagi.

Mba Dokter pun melakukan pembersihan karang gigi dengan menggunakan alat yang mungkin disebut Ultra Sonic, alat yang cukup canggih untuk pelayanan masyarakat sekelas Puskesmas. Namun sayangnya Puskesmas ini tidak menerima permintaan perbersihan karang secara utuh. Mereka hanya membersihkan seperlunya saja. Jadi saya pun disarankan untuk datang ke dokter praktek yang benar-benar melayani pembersihan karang. 

Setelah sekitar lima belas menit saya diperiksa Mba Dokter pun diberikan secarik kertas yang berisi diagnosa dan obat yang diberikan kepada saya. Nah, ketika saya memberikan kertas itu kepada kasir dan dihitung total tagihan pemeriksaan saya saat itu adalah Rp 7ribu, ya hanya segitu. Kaget juga si ternyata berobat di puskesmas benar-benar murah. Istri saya yang sedari tadi menemani sampai-sampai menggerutu “Kalau tahu bayarnya cuman segitu tadi ngga usah aja ambil uang sampe ratusan ribu di ATM,” ujarnya. 

Keluar dari puskesmas saya dan istri kembali berdiskusi, intinya kami sudah tahu bahwa penyebab gigi saya cenat-cenut adalah karang yang menumpuk. Memang si saya sendiri agak terganggu dengan karang-karang gigi tersebut. Akhirnya kami putuskan untuk pindah ke rumah sakit, kebetulan di dekat situ ada sebuah rumah sakit swasta yang cukup dikenal dan kebetulan juga rumah sakit tersebut mengcover asuransi yang saya pakai. 

Singkatnya ketika sampai di RS tersebut kami melakukan regestrasi pasien sama seperti di pusat pelayanan kesehatan lainya. Bedanya, di rumah sakit ini kita diberikan pilihan siapa dokter yang ingin menangani kita. Berhubung memang saya tidak kenal para dokternya saya pun meminta beberapa nama, dan dengan asal saya memilih salah satu nama dokter yang mereka sodorkan, Dari namanya terlihat seperti nama seorang perempuan. 

Selesai regestrasi saya diminta langsung menuju ruang tunggu yang tepat berada di depat ruang praktik sang dokter. Tidak begiru ramai, namun dokter yang saya pilih kelihatanya sedang menangani pasien. Cukup lama saya menunggu sang dokter, mungkin sekitar satu jam. 

Setelah pasien yang dia tangani keluar saya pun dipersilakan masuk. Ada dua orang di dalam ruangan itu. Satu adalah seorang dokter yang saya pilih dengan perawakan yang putih keturunan, mungkin usianya sekitar 32-33 tahun. Selain itu juga ada seorang pria yang saya duga adalah seorang perawat dengan usia sekitar 25 tahun.

Dokter pun menanyakan soal keluhan sakit saya, tanpa basa-basi saya menjawab akan melakukkan pembersihan karang gigi. Saya pun dipersilakan menuju ke kursi pasien. Sejenak saya perhatikan kursi ini kelihatan lebih canggih dan modern dari kursi pasien di Puskesmas. Selain itu peralatanya pun terlihat lebih memadai.

Butuh waktu sekitar satu jam bagi bu dokter dan perawatnya membersihkan karang gigi saya. Waktu yang cukup lama saya pikir, bayangkan saja, selama itu pula saya harus membuka mulut saya dan dimasuki berbagai alat pembersih karang hehehe.

Selesai melakukan pembersihan dokter pun memberikan kertas resep dan diagnosa kepada saya untuk diserahkan kebagian administrasi. Mau tau berapa biaya pembersihan karang gigi saya? Lumayan juga biayanya, sekitar Rp 850ribu. Sebuah nilai yang bikin kaget, maklumlah itu pertama kalinya saya tahu biaya scalling gigi. Biaya Rp 850ribu itu sudah termasuk regestrasi pasien, biaya pembersihan karang gigi, hingga biaya obat.

Lalu apakah saya harus membayarnya? Alhamdulillah saya tidak mengeluarkan biaya sepeserpun. Ternyata seluruh tagihanya sudah dicover melalui asuransi yang saya miliki. Owh ya asuransi itu merupakan asuransi dari kantor dan baru kali ini saya menggunakanya. Hampir tiga tahun menggunakan asuransi dari tempat saya bekerja belum pernah satu kalipun saya gunakan untuk berobat. Dan karena sakit gigi inilah saya baru tahu betapa berharganya asuransi hehehe.

Secara keseluruhan saya puas dengan hasil kerja dokter yang menangani saya, setidaknya dengan pembersihan karang gigi membuat lebih percaya diri. Sesuai kata pepatah, ada harga ada kualitas.
Pesan saya bagi teman-teman pastikan mengecek kesehatan gigi kalian yah, sesuai anjuran dokter minimal 6 bulan sekali. Jika ada karang yang menumpuk segeralah menuju dokter gigi atau pusat kesehatan terdekat untuk dibersihkan. Ingat sehat itu mahal, jangan tunggu dan jangan sampai telat.


About Unknown

Organic Theme is officially developed by Templatezy Team. We published High quality Blogger Templates with Awesome Design for blogspot lovers.The very first Blogger Templates Company where you will find Responsive Design Templates.

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright © ABANG BERKACAMATA

Designed by