Sudah tiga hari ini
gigi terasa cenat-cenut, cukup mengganggu aktifitas. Apalagi menjelang tidur,
bisa-bisa subuh mata saya baru bisa terpejam. Entah apa yang salah dengan gigi
saya padahal setidaknya dalam sehari saya rutin menggosok gigi dua kali sehari
(walau kadang-kadang hehehe).
Meskipun saya
pernah merasa sakit gigi tapi sakit yang kali ini terasa beda dan cukup
mengganggu, Meskipun begitu saya memang tipe orang yang enggan pergi ke
dokter. Bukan karena takut akan jarum suntik atau lainya, tapi lebih pada rasa
malas beranjak ke tempat yang disebut Rumah Sakit, Puskesmas, Klinik dan
sebagainya. Selain itu, prilaku kebiasaan membiarkan rasa sakit selama ini sering
saya lakukan. Saya selalu berfikir penyakit nantinya bakal sembuh sendiri.
Tapi kali ini
berbeda, rasa sakit ini sangat mengganggu, dan saya takutkan akan bertahan
lama. Padahal minggu ini saya diharuskan melakukan pekerjaan dinas keluar kota
yang sangat membutuhkan kosentrasi. Akhirnya setelah berkali-kali istri
menasehati dan membujuk untuk ke dokter saya pun luluh juga. Okelah kali ini saya pergi ke
dokter, untuk sekedar memeriksakan gigi saya.
Seperti biasa sebelum melakukan aktifitas yang
menurut saya menarik, saya selalu berselancar dahulu di dunia maya. Kenapa saya
sebut menarik? Karena saya hampir lupa kapan terakhir kali ke dokter gigi.
Hm... mungkin ketika saya masih di sekolah dasar (SD). Kali ini topik yang saya
cari di Mbah Google seputar tempat pemeriksaan gigi yang recommended di
seputaran Jakarta Barat. Nah, hasil yang keluar dari pencarian saya yang teratas
adalah Puskesmas. What? Kok bisa Puskesmas, ternyata banyak blogger yang
menulis tentang cerita mereka seputar dokter gigi, problem gigi dan sebagainya, dan yang paling utama soal biaya berobat di Puskesmas lebih ringan
dibandingkan tempat lainya. Maklumlah karena Puskesmas merupakan pelayanan
kesehatan masyarakat yang disubsidi pemerintah.
Singkatnya, saya
memutuskan untuk pergi ke Puskesmas. Kebetulan daerah saya dekat dengan salah
satu Puskesmas yang banyak direkomendasikan teman-teman blogger. Sesampainya
disana ternyata antriannya begitu penuh. Hampir mirip pasar, tapi dengan
suasana bersih dan kelihatanya cukup nyaman walau sedikit terasa panas. Untuk
melakukan proses regestrasi atau pendaftaran saya membutuhkan waktu sekitar 30
menit menunggu antrian, cukup lumayan juga untuk aktifitas yang dinamakan
menunggu hehehe.
Selesai
pendaftaran saya segera menuju Poli Gigi, disini kembali harus antri, mungkin
waktu saya ngantri di bagian ini juga hampir sama sekitar 30 menitan, dan akhirnya
saya di panggil untuk melakukan proses pemeriksaan. Ternyata saya ditangani
oleh Ibu Dokter, eh mungkin blum pantas disebut Ibu, pantasnya disebut Mba Dokter.
Usianya mungkin sekitar 26-27 tahun dengan perawakan Chinese dan kulit putih.
Dengan sopan Mba Dokter menanyakan keluhan sakit yang saya rasakan dan meminta saya duduk di
kursi yang di desain khusus untuk pasien. “Wah, mas ini si bengkak,” ujar sang
dokter. “Tapi bengkaknya dibawah gigi yang banyak karangnya, bisa jadi bengkak
ini akibat karang yang sudah menumpuk, saya bersihkan karangnya ya” ucap lagi.
Mba Dokter pun melakukan pembersihan karang
gigi dengan menggunakan alat yang mungkin disebut Ultra Sonic, alat yang cukup canggih untuk pelayanan masyarakat sekelas Puskesmas.
Namun sayangnya Puskesmas ini tidak menerima permintaan perbersihan karang
secara utuh. Mereka hanya membersihkan seperlunya saja. Jadi saya pun disarankan
untuk datang ke dokter praktek yang benar-benar melayani pembersihan karang.
Setelah sekitar lima belas menit saya
diperiksa Mba Dokter pun diberikan secarik kertas yang berisi diagnosa dan
obat yang diberikan kepada saya. Nah, ketika saya memberikan kertas itu kepada
kasir dan dihitung total tagihan pemeriksaan saya saat itu adalah Rp 7ribu, ya
hanya segitu. Kaget juga si ternyata berobat di puskesmas benar-benar murah.
Istri saya yang sedari tadi menemani sampai-sampai menggerutu “Kalau tahu
bayarnya cuman segitu tadi ngga usah aja ambil uang sampe ratusan ribu di ATM,”
ujarnya.
Keluar dari puskesmas saya dan istri kembali
berdiskusi, intinya kami sudah tahu bahwa penyebab gigi saya cenat-cenut adalah
karang yang menumpuk. Memang si saya sendiri agak terganggu dengan
karang-karang gigi tersebut. Akhirnya kami putuskan untuk pindah ke rumah
sakit, kebetulan di dekat situ ada sebuah rumah sakit swasta yang cukup dikenal
dan kebetulan juga rumah sakit tersebut mengcover asuransi yang saya pakai.
Singkatnya ketika sampai di RS tersebut kami
melakukan regestrasi pasien sama seperti di pusat pelayanan kesehatan lainya.
Bedanya, di rumah sakit ini kita diberikan pilihan siapa dokter yang ingin
menangani kita. Berhubung memang saya tidak kenal para dokternya saya pun
meminta beberapa nama, dan dengan asal saya memilih salah satu nama dokter
yang mereka sodorkan, Dari namanya terlihat seperti nama seorang perempuan.
Selesai regestrasi saya diminta langsung
menuju ruang tunggu yang tepat berada di depat ruang praktik sang dokter. Tidak
begiru ramai, namun dokter yang saya pilih kelihatanya sedang menangani pasien.
Cukup lama saya menunggu sang dokter, mungkin sekitar satu jam.
Setelah pasien yang dia tangani keluar saya
pun dipersilakan masuk. Ada dua orang di dalam ruangan itu. Satu adalah seorang
dokter yang saya pilih dengan perawakan yang putih keturunan, mungkin
usianya sekitar 32-33 tahun. Selain itu juga ada seorang pria yang saya duga
adalah seorang perawat dengan usia sekitar 25 tahun.
Dokter pun menanyakan soal keluhan sakit saya,
tanpa basa-basi saya menjawab akan melakukkan pembersihan karang gigi. Saya pun
dipersilakan menuju ke kursi pasien. Sejenak saya perhatikan kursi ini
kelihatan lebih canggih dan modern dari kursi pasien di Puskesmas. Selain itu
peralatanya pun terlihat lebih memadai.
Butuh waktu sekitar satu jam bagi bu dokter
dan perawatnya membersihkan karang gigi saya. Waktu yang cukup lama saya pikir,
bayangkan saja, selama itu pula saya harus membuka mulut saya dan dimasuki
berbagai alat pembersih karang hehehe.
Selesai melakukan pembersihan dokter pun
memberikan kertas resep dan diagnosa kepada saya untuk diserahkan kebagian
administrasi. Mau tau berapa biaya pembersihan karang gigi saya? Lumayan juga
biayanya, sekitar Rp 850ribu. Sebuah nilai yang bikin kaget, maklumlah itu
pertama kalinya saya tahu biaya scalling gigi. Biaya Rp 850ribu itu sudah termasuk
regestrasi pasien, biaya pembersihan karang gigi, hingga biaya obat.
Lalu apakah saya harus membayarnya?
Alhamdulillah saya tidak mengeluarkan biaya sepeserpun. Ternyata seluruh tagihanya
sudah dicover melalui asuransi yang saya miliki. Owh ya asuransi itu merupakan
asuransi dari kantor dan baru kali ini saya menggunakanya. Hampir tiga tahun
menggunakan asuransi dari tempat saya bekerja belum pernah satu kalipun saya
gunakan untuk berobat. Dan karena sakit gigi inilah saya baru tahu betapa
berharganya asuransi hehehe.
Secara keseluruhan saya puas dengan hasil
kerja dokter yang menangani saya, setidaknya dengan pembersihan karang gigi
membuat lebih percaya diri. Sesuai kata pepatah, ada harga ada kualitas.
Pesan saya bagi teman-teman pastikan mengecek
kesehatan gigi kalian yah, sesuai anjuran dokter minimal 6 bulan sekali. Jika
ada karang yang menumpuk segeralah menuju dokter gigi atau pusat kesehatan
terdekat untuk dibersihkan. Ingat sehat itu mahal, jangan tunggu dan jangan
sampai telat.